![]() |
Brian Ferreira saat berkostum PSS Sleman (Foto : Dok. PSS) |
Sebagai pendatang baru di Liga 1 2019, PSS Sleman menjadi tim yang mengejutkan, menduduki posisi ke-8 di akhir musim kompetisi. Klub yang punya julukan Super Elang Jawa itu baru promosi setelah menjuarai Liga 2 2018.
Sebelum berakhirnya kompetisi, PSS bahkan sempat menikmati posisi
ke-5 setelah bermain imbang 0-0 di pekan ke-31, Desember 2019 di Stadion
Maguwoharjo, Sleman.
Sayangnya, setelah itu PSS Sleman tidak bisa mengulangi prestasinya
di musim-musim berikutnya. Bahkan sempat terseok-seok, terancam degradasi.
Di Regular Series Liga 1 2023/2024 bahkan harus berjuang di laga
terakhir, minggu 34 untuk lolos dari jeratan degradasi. Super Elja menduduki
posisi ke-13 dengan perolehan 39 poin, dengan hanya 9 kemenangan dan 13
kekalahan dan 12 seri.
Salah satu faktor yang membuat PSS Sleman tidak mampu mengulangi
raihan manisnya adalah tidak adanya
playmaker handal, yang di musim 2019 disandang oleh gelandang serangnya, Brian
Ferreira.
Pemain kelahiran Buenos Aires, 24 Mei 1994 itu juga memanjakan
striker PSS, Yevhen Bokhashvili, striker asal Ukraina dengan umpan-umpannya.
Keduanya menjadi sayap yang ganas bagi PSS Sleman.
Sayangnya, Brian mengalami cedera pada pekan ke-24 Liga 1
2018/2019. Ia harus melewatkan 10 pertandingan PSS Sleman.
Seusai kontraknya tidak diperpanjang, ia bergabung dengan
Madura United, kemudian ke PSIS Semarang, Persela Lamongan dan terakhir
berlabuh di Persiraja Banda Aceh.
Saat ini Brian bermain di La Luz, klub yang berkompetisi di
Divisi Dua Uruguay.
“Satu musim bersama PSS Sleman merupakan momen yang tak
terlupakan,” ujar Brian yang genap berusia 30 tahun saat saya hubungi lewat
Whatsapp baru-baru ini.
Di musim Liga 1 2019, Brian menjadi bagian dari gerbong pemain
asing PSS Sleman bersama Yevhen Bokhasvili, Alfonso de la Cruz (Spanyol)
dan Guilherme Batata (Brasil).
Tampil sebagai starter pada laga pertama PSS menghadapi
Arema 15 Mei 2019, Brian langsung mencetak gol dalam laga yang berakhir dengan
3-1 untuk kemenangan Super Elja di Stadion Maguwoharjo.
Mantan pemain Johor DT itu tampil impresif bersama dengan
mengoleksi 9 gol dan 5 assist dalam 20 pertandingan sebelum didera cidera.
Sangat Penting
Pemain bernama lengkap Brian Federic Ferreira itu sudah
mengenal sepakbola sejak berusia 8 tahun. Klub pertamanya adalah Velez
Sarsfield hingga menjadi pemain Timna Argentina U-20. Setelah itu ia
melangkahkan kakinya menjadi pemain professional.
Menurut pemain yang mengidolakan Zidane dan Riquelme, sepakbola Argentina
sangat sulit, sangat tangguh dan membutuhkan fisik prima.
Sedang perkembangan sepakbola di Indonesia, dinilainya sudah maju dan
arahnya menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Tentang PSS Sleman, Brian selalu mengingat suasana kekeluargaan dalam
dan supporter yang luar biasa. Terbukti dari masih seringnya mereka berkirim
pesan di akun Instagramnya, @ferreirabrian.32.
“Fans selalu menulis kepadaku dan menunjukkan cinta mereka. Ini
adalah sebuah keluarga yang saya harap suatu hari nanti saya bisa kembali,”
ujar lelaki yang suka menghabiskan waktunya bersama keluarga dan travelling.
Perkembangan klub dan apa yang dilakukan para pendukung PSS Sleman
selalu diikutinya.
“Mereka supporter yang luar biasa.”
“Mereka selalu menulis pesan kepada saya dan menunjukkan cinta
mereka, saya bersyukur.”
Brian yang memiliki dua kewarganegaraan, Argentina dan Irak, mengaku
rindu akan teriakan supporter di Stadion Maguwoharjo yang saat ini sedang
direnovasi. Juga sapaan ramah dari supporter usai pertandingan, melayani
mereka yang ingin berfoto atau minta
tanda tangan.
“Pengalaman saya di PSS sungguh luar biasa. Saya selalu
mengingatnya dengan penuh kasih sayang. Ini adalah klub yang sangat penting
dalam hidup saya,” ujarnya.
Apakah ingin kembali memperkuat Super Elja?
“Semuanya serba mungkin. Kondisi saya saat ini tidak ada
masalah. Tentu ada kerinduan kembali ke Sleman, bertemu fans, menikmati
keramahan masyarakat sana,” kata pemain bernomor punggung 32 saat berkostum PSS
Sleman itu.
Come back bukan sesuatu yang aneh di dunia sepakbola. Publik
pun tahu bagaimana Brian bermain, menjadi play maker, memberi assist dan
menjebol gawang lawan.
Dari segi usia pun ia masih 30 tahun. Usia matang bagi seorang pemain. Tinggal
bagaimana angin berhembus, akankah membawa kembali Brian ke PSS Sleman seperti
yang diinginkan supporter, ***
0 Comments