Para penggiat Sastra Reboan di Pesta Pora HUT ke-15 Sastra Reboan di Aula PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Rabu, 3 Mei 2023 (Foto : Sastra Reboan)
TINEMU.COM - Lima belas tahun merupakan perjalanan panjang bagi sebuah komunitas sastra. Berbagai pengalaman dan pencapaian telah dirasakan oleh Komunitas Sastra Reboan yang selama 15 tahun tak lelah menghadirkan panggung sastra untuk semua.
Panggung Sastra Reboan pertama kali digelar pada 28 April 2008 di Warung Apresiasi (Wapress) Bulungan, Jakarta Selatan. Selanjutnya Sastra Reboan rutin hadir di Wapress Bulungan setiap hari Rabu di akhir bulan.
Karena berbagai alasan dan dinamika, dalam beberapa waktu terakhir Sastra Reboan menggelar panggung sastra di Aula PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Penggagas Sastra Reboan, Johannes Sugianto (Yo Sugianto) yang kini bermukim di Yogyakarta mengatakan Sastra Reboan lahir dari keinginan untuk mengadakan panggung bagi mereka yang ingin mengenal sastra, terutama puisi. Panggung Sastra Reboan terbuka untuk semua, tak peduli yang baru belajar menulis atau yang sudah berpengalaman.
“Gagasan untuk mendirikan Sastra Reboan sudah lama ada. Ada sekat-sekat dalam panggung sastra, ada istilah senior dan yunior, padahal semua menapak jalan yang sama: sunyi dan berdarah-darah,” kata Yo melalui pesan suara di Pesta Pora HUT ke-15 Sastra Reboan di Aula PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Rabu, 3 Mei 2023.
Di panggung Sastra Reboan, lanjutnya, semua berbaur. Panggung pun tanpa batas, hanya berjarak beberapa meter dengan pengunjung. Menurut Yo, semua terjadi berkat kerja keras dan keikhlasan pengurus Sastra Reboan.
“Menggerakkan komunitas seperti Sastra Reboan butuh napas panjang. Napas ini menjadi kekuatan meski kadang tersengal karena kondisi. Namun napas Sastra Reboan tidak boleh terputus, harus hidup dan beradaptasi dengan tetap menjaga ruhnya sebagai komunitas yang netral untuk semua dan tanpa sekat,” tuturnya.
Menurut penyair yang pernah menerbitkan buku antologi puisi Di Lengkung Alis Matamu ini, perjalanan 15 tahun merupakan napas yang sangat panjang bagi sebuah komunitas sastra.
“Memang tidak mudah, tapi kita sudah melakoni apa yang dinamakan tidak mudah, seperti kita tak pernah menduga bahwa perjalanan sastra reboan sudah 15 tahun lamanya,” imbuh Yo.
Perjalanan 15 tahun Sastra Reboan juga tak lepas dari kiprah Pembina Sastra Reboan, Aloysius Slamet Widodo yang selalu mendorong dan menyemangati para pengurus agar selalu bisa menjalankan Sastra Reboan. Ia pun berterima kasih pada PDS HB Jassin yang telah memberikan tempat bagi Sastra Reboan dan fasilitas lain.
Pada kesempatan tersebut, salah satu pendiri Sastra Reboan, Sahlul Fuad mengisahkan kenangan terbentuknya Sastra Reboan 15 tahun lalu.
Saat itu, penggiat sastra berkumpul di Warung Alex, Taman Ismail Marzuki untuk membicarakan kegiatan sastra di Warung Apresiasi, Bulungan. Mereka adalah Yo Sugianto, Zai Lawanglangit, Sahlul Fuad, Yonathan Rahardjo, Dedy Tri Riyadi, Dian Ilenk, Budhi Setyawan, dan Setiyo Bardono.
“Terima kasih karena selama 15 tahun telah menemani Sastra Reboan yang telah melahirkan dan menginspirasi banyak sekali teman-teman di berbagai tempat yang mendirikan komunitas-komunitas sastra,” kata Sahlul Fuad.
Dengan jargon “Banyak Pintu Menuju Sastra”, sepanjang 15 tahun digelar, Panggung Sastra Reboan telah diramaikan oleh sastrawan ternama seperti Rendra, Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, Joko Pinurbo, Gerson Poyk, Remy Silado dan lain-lain.
Beberapa politikus, artis, dan musisi tak ketinggalan turut meramaikan Panggung Sastra Reboan. Bahkan rombongan sastrawan dari Malaysia pernah hadir di Sastra Reboan.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta, Firmansyah yang hadir dalam Pesta Pora 15 Tahun Sastra Reboan berharap semangat Komunitas Sastra Reboan dapat ditularkan pada generasi berikutnya.
“Kita bisa bekerjasama untuk meregenerasikan, minimal membuat kader-kader baru yang melibatkan potensi-potensi usia dini. Kita harus membangun nilai-nilai luhur dari budaya bangsa yang selama ini tergerus oleh adanya modernitas. Kita harus selaraskan hal itu supaya keutuhan nilai sastra di tengah-tengah masyarakat, di tengah generasi gen z tetap terjaga,” tutur Firmansyah.
Pada kesempatan tersebut, Firmansyah menghadirkan kejutan untuk Sastra Reboan dengan memberikan kue ulang tahun dan membacakan puisi berjudul “Sajak Rajawali” karya Rendra.
Ketua Harian Sastra Reboan, Dyah Kencono menyampaikan bahwa usia 15 tahun merupakan umur yang cukup tua untuk semua komunitas sastra. Ia merasa bahagia karena selama 15 tahun Sastra Reboan telah mencahayai semesta sastra di Indonesia.
“Banyak komunitas sastra tumbuh tapi Alhamdulillah, Sastra Reboan masih berjaya dan tetap semangat untuk tumbuh menghangatkan semesta sastra di Indonesia,” kata Dyah.
Gelaran Pesta Pora 15 Tahun Sastra Reboan dengan MC Yahya Adi Saputra dimeriahkan dengan pembacaan puisi, musikalisasi puisi, pembacaan petikan cerpen, pertunjukan musik, dan lain-lain.
Para penampil diantaranya Kurnia Effendi, Masita Riany, Bayu Win, Beryl Gondrong, Calysta dan Qithink Cakrawala, Emperan Pamulang, Jokojoker, Nunung Noor El Niel, Pejalan Panjang, Gianto Subagio, dan lain-lain.***
Sumber : https://www.tinemu.com/temu-serasi/3178665504/15-tahun-sastra-reboan-hadirkan-panggung-sastra-untuk-semua
0 Comments